Rakyat Papua Dalam Badai (DEHUMANISASI

                           "  Jesus Surgafara :



Dalam  priode  kontemporer  ini  Rakyat  (west  papua)  yang  didalamnya  terdiri  dari  suatu  struktur  primaida  kerucut  yang  menandakan  hirarki  penindasan tak kunjung berakhir. kebanyakan  jatuh  dalam  jurang  kemiskinan  dan  sunami kemanusian  ( Penindasan Nasional)  serta   secara  ekonomi dll  mengantukan nasib   terhadap kutu busuk  lingakran  konshervatis yang  berjubah  klonialis  and  kapitalis  yang  telahir  sebagai   kelompok    penindas, penggisap  dan  pengguras. Pada rakyat  kerucut  yang demikian. Sayangnya Kesadaran  tengelam  hanyut   dan megantungkan  diri.


Ironisnya,  Dalam  struktur masyarakyat  yang  demikian (rakyat  West  Papua), mewarnai  dengan  muncul  suatu  tata  masyarakat  yang vertikal  bersama  pola relasi  sosial  yang  memarjinalisasi.struktur sosial  yang  hirarkis  beserta tendesi   marginalisasi ini terjadi   baik  dalam keluarga   maupun  dalam  sistem sosial,   ekonomi  dll. Kondisi seperti ini  akan terus  menjamin berlangsungnya  dan tentu menguntungkan kaum  penindas.

Tetapi lebih buruk  lagi,  masyarakat   yang kondisi  seperti itu    akan menghanyutkan  masyarakat  tertindas  untuk menerima  dan menghayati  nilai nilai dan  sikap  taat, tinduk, patuh, menerima, miskin  inisiatif, dan  dogmatis tumbuh  sangat  subur  dalam rakyat  west  papua  dan pada giliranya  mengukuhkan  watak fatalistis. 


 Kebanyak Rakyat  (west  Papua)   tenggelam  dalam   yang  menindas, represif, eskploitatif (multy  ekpansionisme) dan tak mau lagi menyadari  keberadaannya dirinya (dunia  yang  mereka huni) .  Rakyat  (west  papua)  larut dalam  sunami  penindasan yang masif dan  tidak  dalam  mempunyai  partisipasi  aktif (apa lagi  reaktif terhadap  kelu  kesa  sosial)   dalam  problem  penindasan  yang  hegomonik  terhadap  rakyat.   Rakyat  (west  papua)  terperangkap  di dalam  kebudayaan  bisu, tuli. Suatu  kebudayaan  yang merupakan   modus  keterbelakangan,  keterpojokon,  serupa  rakyat  di  dunia  ketiga.


Tatkala rakyat  dalam  keadaan  takut, para tikus" perdasi,  militer, birokratis  agama,  klonial   anjing   penjaga pemodal  (imperialis) memperkuat kedudukan, kekuasaan kehormatan  dengan mengembagkan mitos  mitos semisalnya: bahwa  menumpuk" kekayaan  adalah  hak  sepatunya  dan  tak perlu  di  sangkal  lagi: bahwa  seseorang  menjadi kaya karena  ia berusaha  keras  berani  mengambil  resiko: bahwa  apabila  seseorang miskin  tertindas  tidak  dapat hidup  layak   itu  karena  ia tidak mampu, malas, serta  tidak  tauh berterimakasi: bahwa pemberontakan  merupakan  dosa besar  terhadap  tuhan:  juga cinta  kasi kemurahan  hati kaum   lingkaran konshervatif  disebabkan  karena  mereka  rela menolong. 


Justru mitos mitor  tatkayul ini menyebabkan  rakyat  (west papua)     tertindas    dan  terbuai dalam   ruang ketakutan  untuk  tak tergerak  akan revolusi  demokratic  (pebebasan).  Mereka melembagakan  gambaran  diri  sebagai  kaum tertindas  yang  dalam  diri nya  membentuk  sikap  yang  turut  memperkuat siasat  siasat   licik  kaum  tertindas  tersebut. Berpandagan  bahwa , mereka  tak  tauh apa  apa, sama  skali  tak  berguna, malas  dan lemah, tak mengapa mau belajar, adalah  surah yang  paling akrab mereka  dengar. Akibanya  mereka  buta  dan  bisu  atas realiatas  penindasan  yang  sangat  represif, arogangi  dan  reaksioner. Mereka  meyakini  bahwa,  kondisi  objektif mereka  itu  adalah  yang  semestinya   terjadi  dan  karena-nya pantas  diterima (takdir  tuhan). Dengan  begitu   kesadaran mereka  lantas  terdistorsi.


Dalam kondisi  demikian. Lantas  bagaimana sikap kaum   kiri responsif  terhadap  kondisi objektif ? Apakah  kita  tetap teropsepsi dalam  iklim   perdebatan  ideologi?  Atau   daya, pikiran dan tenaga  kita  membebani dalam  ruang kontradisi intetnal  yang  tak politis     tampa  praktik   dalam  alternatif ideologis?  Pertayaan"  ini  bukan  di jawab juga  bukan  sebatas  refleksi tetapi  niscaya mencari formal baru untuk pembebasan nasional  bagi  rakyat bangsa  west  Papua.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBEBASAN UMAT MANUSIA

CINTA DAN REVOLUSI