PEMBEBASAN UMAT MANUSIA
Jesus surgafara
Memaknai ibadah digereja bukan hanya sekadar memperingati hari kelahiran Yesus Kristus dll saja. Bagi saya, Yesus Kristus merupakan peritiwa sejarah kelahiran salah satu seorang revolusioner di dunia ini. Seorang revolusioner yang berani menentang ahli-ahli Taurat (pemuka agama) dan raja-raja (kekuasaan tirani) untuk membela dan membebaskan kaum tertindas.
Perjalanan Yesus memberitakan Injil merupakan proses Yesus mengorganisir umat. Dalam sejarahnya yang juga tertulis dalam Alkitab bahwa Yesus melakukan pengorganisiran terhadap orang-orang miskin yang berprofesi sebagai petani dan nelayan, orang-orang yang sakit, budak-budak, bahkan perempuan (maaf) pelacur. Hal ini terlihat jelas bagaimana keberpihakan Yesus terhadap masyarakat kelas bawah. Mestinya ini juga menjadi pijakan gereja dalam berposisi untuk membela meraka yang lemah. Hal tersebut hanya bisa dilakukan ketika gereja lepas dari hegemoni kekuasaan; ketika gereja tidak lagi menjadi alat politik elit borjuasi; ketika gereja punya perspektif kelas; ketika gereja punya sikap berani melawan kekuasaan yang menindas—seperti halnya yang sudah dilakukan oleh Yesus Kristus.
Dalam cerita Alkitab, Yesus pernah memberi makan lima ribu orang (lihat: Matius 14:13-21). Kita sebagai umat pun dapat memberi makan ribuan atau bahkan jutaan orang jika kita mampu menumbangkan kekuasaan yang menindas (klonialisme, kapitalisme, militerisme) dan merebut alat-alat produksi dari tangan kaum borjuis. Produksi pangan dunia sebenarnya bisa memberi makan tiga kali sehari jumlah penduduk dunia saat ini. Tapi, masih saja kita jumpai kelaparan di mana-mana, seperti di negera-negara Afrika, bahkan di Indonesia. Terutama papua barat yang di warisi olen Persetan klonialisme indonesia. Hal ini dikarenakan ada penimbunan hasil produksi pangan yang dikuasai oleh pemodal demi kepentingan akumulasi profitnya. Karena itulah, untuk mewujudkan cita-cita kerajaan sorga di bumi (sosialisme di papua), kita mestinya punya alat perjuangan yang kuat. Alat perjuangan yang kuat hanya bisa dilakukan melalui konsentrasi dalam usaha yang sadar untuk hapuskan klonialisme, lawan militerisme dan hancurkan imperialisme dalam persatuan semua kelompok masyarakat Papua barat, indonesia dan dunia yang tertindas.
Komentar
Posting Komentar